EKSPEDISI GUNUNG PADANG

Sebagai upaya untuk mempeluas khasanah keilmuan IPS pada tanggal 14 Februari 2015  Tim Jurusan Pendidikan IPS FIS UNY melakukan perjalanan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan situs Gunung Padang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk mendapatkan objek kajian IPS yang nantinya akan di gunakan sebagai objek KKL oleh mahasiswa Jurusan IPS FIS UNY. Sepanjang perjalanan banyak dijumpai fenomena menarik yang bisa dijadikan sebagai objek kajian baik dari sisi geografi, sejarah, kegiatan ekonomi, sosiologi dan politik.  Di kanan kiri jalan menuju situs ini dikelilingi oleh perkebunan teh yang sangat memanjakan mata. Situs Gunung Padang berada di Gunung padang dengan ketinggian 885 m dpl, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Situs Gunung Padang terus berbenah diri sebagai salah satu destinasi wisata Lokasinya berbukit curam namun telah tersedia anak tangga untuk mencapai puncaknya setinggi 95 meter. Tangga tersebut tersusun dari 468 anak tangga dari batu andesit yang sebagian besar sudah direkonstruksi. Terdapat dua anak tangga, satu tangga berbahan batu alami dan yang satunya lagi tangga berbahan semen dan pasir. Tangga berbahan batu adalah tangga alami maksudnya tangga yang di buat semenjak pembangunan situs ini dan relatif lebih terjal kemiringannya bila dibandingkan dengan tangga yang dibuat dari plesteran.

Keberadaan situs ini peratama kali muncul dalam laporan Rapporten van de oudheid-kundigen Dienst (ROD), tahun 1914, selanjutnya dilaporkan NJ Krom tahun 1949. pada tahun 1979 aparat terkait dalam hal pembinaan dan penelitian benda cagar budaya yaitu penilik kebudayaan setempat disusul oleh ditlinbinjarah dan Pulit Arkenas melakukan peninjauan ke lokasi situs. Sejak saat itu upaya penelitian terhadap situs Gunung Padang mulai dilakukan baik dari sudut arkeologis, historis, geologis dan lainnya.

Bentuk bangunan punden berundaknya mencerminkan tradisi megalitik (mega berarti besar dan lithos artinya batu) seperti banyak dijumpai di beberapa daerah di Jawa Barat. Situs Gunung Padang yang terletak 50 kilometer dari Cianjur konon merupakan situs megalitik paling besar di Asia Tenggara. Di kalangan masyarakat setempat, situs tersebut dipercaya sebagai bukti upaya Prabu Siliwangi membangun istana dalam semalam.

Dibantu oleh pasukannya, ia berusaha mengumpulkan balok-balok batu yang hanya terdapat di daerah itu. Namun, malam rupanya lebih cepat berlalu. Di ufuk timur semburat fajar telah menggagalkan usaha kerasnya, maka derah itu kemudian ia tinggalkan. Batu-batunya ia biarkan berserakan di atas bukit yang kini dinamakan Gunung Padang. Padang artinya terang.

Punden berundak Gunung Padang, dibangun dengan batuan vulkanik masif yang berbentuk persegi panjang.

Bangunannya terdiri dari lima teras dengan ukuran berbeda-beda. Batu-batu itu sama sekali belum mengalami sentuhan tangan manusia dalam arti, belum dikerjakan atau dibentuk oleh tangan manusia.

Balok-balok batu yang jumlahya sangat banyak itu tersebar hampir menutupi bagian puncak Gunung Padang. Penduduk setempat menjuluki beberapa batu yang terletak di teras-teras itu dengan nama-nama berbau Islam. Misalnya ada yang disebut meja Kiai Giling Pangancingan, Kursi Eyang Bonang, Jojodog atau tempat duduk Eyang Swasana, sandaran batu Syeh Suhaedin alias Syeh Abdul Rusman, tangga Eyang Syeh Marzuki, dan batu Syeh Abdul Fukor. (sumber: Cianjurkab.go.id)