Pemilu 2024 Semakin Dekat, Departemen Pendidikan IPS Menyelenggarakan Kuliah Praktisi

Pada tanggal 22 Mei 2023, Departemen Pendidikan IPS Universitas Negeri Yogyakarta telah menyelenggarakan kuliah praktisi. Kuliah ini masuk dalam mata Kuliah Pendidikan Politik, Demokrasi, dan Multikultur yang diampu oleh bapak Dr. Supardi, M. Pd. dan bapak Happri Novriza Setya Dhewantoro, M. Pd. Kuliah praktisi ini  diselenggarakan secara luring dan daring dengan tema “Rekonstruksi Pendidikan Politik Terhadap Tatanan Masyarakat Multikultural Indonesia”. Kuliah praktisi tersebut menghadirkan pembicara yakni Bapak Joko Santoso, S.H.I., M.H.I. sebagai Kadiv Keuangan, Umum, Logistik dan Rumah Tangga Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Ki Hajar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta yang dihadiri oleh beberapa dosen Pendidikan IPS dan mahasiswa Pendidikan IPS. Kuliah praktisi ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah ilmu bagi mahasiswa Pendidikan IPS agar memiliki pengetahuan terkait dengan pendidikan politik, demokrasi, dan multikultural dalam menghadapi dinamika zaman.

Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan perkuliahan mata kuliah pendidikan politik, demokrasi, dan multikultural yang dilakukan dengan menghadirkan praktisi yang memiliki pengalaman praktis di lapangan. Perkuliahan tersebut tidak semata-mata menyampaikan teori yang sudah dipelajari, tetapi perkuliahan ini menghadirkan pembiacara untuk menyampaikan praktis di lapangan berdasarkan teori yang sudah dipelajari mahasiswa. Pengalaman yang dibawakan oleh praktisi nantinya dapat dielaborasikan oleh mahasiswa dengan teori yang telah di dapatkan oleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan teoritis yang dilakukan di dalam kelas. Hal tersebut selaras dengan pernyataan dari Dr. Sudrajat, M.Pd. sebagai kepala departemen Pendidikan IPS yang mengatakan bahwa praktisi mengajar merupakan langkah inovatif yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagi pengalaman praktis yang telah dilakukan oleh narasumber.

Dalam acara tersebut, narasumber menyampaikan mengenai pentingnya masyarakat khususnya mahasiswa dalam memahami pemilu melalui pendidikan politik dengan baik. Pemahaman tersebut mencakup pada pemahaman dinamika politik, demokrasi, dan kondisi heterogenitas masyarakat dalam menghadapi kontestasi politik di Indonesia. Adanya pemahaman dinamika politik menjadi urgensi tersendiri bagi mahasiswa agar memiliki resiliensi terhadap dinamika tersebut. Resiliensi tersebut mencakup pemahaman informasi politik yang beredar dan terhindar dari sikap provokatif dalam berpolitik. Oleh karena itu, narasumber berharap mahasiswa dapat melakukan itu semua dengan baik karena mengingat mahasiswa merupakan agent of change bagi Indonesia di masa yang akan datang. (Fahmi & Happri)