IPS DAPAT MASUK DISIPLIN PENDIDIKAN KARAKTER

Selama ini pembelajaran IPS di Indonesia dan berbagai negara lain  masih kurang menarik. Bahkan di negara-negara majupun pembelajaran IPS masih menghadapi kendala luar biasa. Salah satu penyebab utamanya adalah faktor guru. Kemampuan guru membelajarkan IPS secara bermakna, sehingga IPS menjadi mata pelajaran yang menarik dan menantang masih kurang. Pandangan tersebut disampaikan Ketua Prodi Pendidikan IPS Pascasarjana UNY Prof. Zamroni, Ph.D. dalam diskusi “Menata Batang Tubuh IPS” di ruang pertemuan FISE UNY, dalam diskusi bulanan Prodi Pendidikan IPS FISE UNY Selama (9/3).

Selain masalah guru, menurut Zamroni masalah lain pendidikan IPS adalah kurang tegasnya body of knwoledge IPS di Indonesia. “IPS bukan merupakan sebagai disiplin ilmu, tetapi sebagai alat untuk how to. Untuk menjadi program S-1, sepantasnya PIPS menetapkan jati diri sebagai suatu disiplin. Salah satu alternatif adalah masuk dalam disiplin Pendidikan Karakter” tegas Zamroni. Ditegaskan Zamroni, perlunya Prodi Pendidikan IPS menata batang tubuh IPS sebagai disiplin yang tegas untuk pengembangan akademik.

Untuk menjawab tantangan di atas Zamroni menawarkan tiga alternatif  mempersipakan langkah ke depan penataan IPS. Pertama,  membangun disiplin akademik sebagai core discipline. Dasar keilmuan dalam IPS harus tegas sebagai basis keilmuan yang tidak akan hilang. Kedua, mengembangkan  social efisensi, perguruan tinggi perlu merencanakan pembelajaran yang memberi pengalaman mahasiswa merancang pembelajaran IPS. Ketiga, mengembangkan peran social reconstructivist , dengan mempersiapkan mahasiswa dengan karakter yang senantiasa memerang ketidakadilan di masyarakat dengan rekayasa sosial.

Ketua Prodi Pendidikan IPS FISE UNY Saliman, M.Pd.  memberikan tanggapan positif atas pernyataan Zamroni. Menurut Saliman, bisa saja IPS masuk dalam disiplin pendidikan karakter, tetapi harus ditata secara jelas sehingga tidak miss match dengan Prodi Pendidikan Kewarganegaraan. “Inti Pendidikan IPS adalah Pendidikan Kewarganegaraan,  sehingga harus dibuat body yang membedakan bagaimana pendidikan karakter dalam IPS dan dalam Pendidikan Kewarganegaraan’ tegas saliman dalam kegiatan yang diikuti seluruh dosen Prodi IPS FISE UNY. (MR SPD)